Mukhlis Alfatih
MAHKOTA SUFI
SYEH ABDUL QODIR AL-JAILANI
dari kitab : al-fath ar-rabbani wa al-faydl ar-rahman
dalam sebuah hadist diterangkan bahwa ada seorang datang menemui rasullulloh, Lelaki itu menyatakan "wahai rasul, aku mencintai mu karena Alloh azza wa jalla." beliau SAW. berkomentar,"jadikan cobaan sebagai jubah, jadikan kefakiran sebagai jubah."
wahai murid-murid ku! jika engkau ingin seperti diriku, maka tirulah sifat ku. termasuk syarat mahabbah adalah muwafaqah. mahabbah adalah cinta. cinta sejati hanyalah untuk tuhan mu. jika engkau ingin menyintainya dengan tulus dan ikhlas, mestinya engkau harus muwafaqah, yaitu dengan menurut tanpa syarat apapun.
jika engkau mengaku bahwa Muhammad itu sebagai penghulu mu, maka engkau harus cinta kepadanya. banyak orang yang menyatakan cinta dengan menyenandungkan syair cinta dan entah berapa banyak kalimat sholawat dinyantikan. namun itu tidaklah cukup. itu hanyalah kebohongan. sebab mereka cinta hanya di bibir, sedangkan ia tidak menurut secara total tentang harapan dan syara' yang diajarkan beliu.
jika engkau cinta kepada nabi Muhammad, maka engkau harus menurut secara totalitas. jangan tebang pilih! enkau melaksanakan ajarannya yang engkau sukai. sedangkan ajaran yang memberatkan, enkau tinggalkan. apakah engkau ikhlas jika keringatmu diminta untuk berjuang membela agama? apakah engkau ikhlas jika dimintai sumbangsih pemikiran untuk kemajuan umat islam? kadang-kadang masih ada rasa riya di hati mu.
diterangkan dalam sebuah hadist bahwa abu bakar as-sidiq begitu rela ikhlas memberikan seluruh harta kekayaanya kepada rasululloh. untuk perjuangan islam, karena kesungguhan dan cintanya kepada beliau. ia berbuat seperti perbuatan rasululloh. ia pun ikut merasakan kefakiran bersamanya, hingga ia ikut menanggung beban. ia menunrutinya lahir maupun batin, dalam sendiri atau bersamanya.
rosululloh dikenal sebagai orang fakir, karena kefakiran lebih dapat mendekatkan dirinya kepada Alloh, beliau saw. bersabda "kefakiran lebih cepat mengantarkan ku kepada dzat yang menyintai ku (Alloh) daripada aliran air ke muaranya."