Penuis: Ibnul Qayyim rahimahullah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qolbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Qs Az-Zumar: 22)
Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qolbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta’ala. An-Naar (neraka) adalah diciptakan untuk melunakkan qolbu yang keras. qolbu yang paling jauh dari Allah adalah qolbu yang keras, dan jika qolbu sudah keras mata pun terasa gersang. qolbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan.
Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman, demikian pula qolbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan mempan padanya nasehat.
Barangsiapa hendak mensucikan qolbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qolbu yang tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala, sekadar tergantungnya jiwa dengan hawa nafsunya.
Banyak orang menyibukkan qolbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya mereka sibukkan dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri akhirat tentu qolbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qolbu disuapi dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.
Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qolbu dan mematikan hawa nafsunya.
Adapun mereka yang membunuh qolbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.
Rapuhnya qolbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya qolbu karena takut kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah qolbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.
Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa ta’ala adalah angin semilir yang menerpa qolbu, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia. Siapapun yang menempatkan qolbunya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan qolbunya di antara manusia, ia akan semakin gundah gulana.
Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qolbu yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.
qolbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat. qolbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir. qolbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. qolbu pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.
EmoticonEmoticon